Selasa, 26 Mei 2015

Perjalanan Hidup

Perjalanan hidup yang penuh dengan aral rintangan dari awal sampai saat sekarang ini selalu sayy rasakan dari mulai saya beranjak dewasa dan tahu arti perjuanganhidup yang sesungguhnya, setelah saya melangkahkan kaki keluar, jauh dari orang tua dan jauh dari orang-orang yang sayang kepada saya. semua rasa sedih selalu berdatangan seiring berjalannya waktu, bekerja keras demi mendapat selembaran rupiah untuk berusaha mandiri dan tidak cukup untuk itu, saya masih merasa banyak kekurangan dalam diri saya maka dari itu setelah say bekerja selama berbulan-bulan saya memeililki keinginanan untuk kembali belajar dan akhirnya sampai saat ini saya menjalani aktivitas belajar Di Rumah Gemilang Indonesia.
Terus mencari Ilmu agar dalam setiap saya menjalani aktivitas selalu di iringi dengan hal-hal yang berpaedah tidak di pandang jelek oleh orang lain. agar  saya selalu bisa membedakan mana hal yang buruk dan mana hal yang baik yang harus di lakukan. dengan sekarang ini saya yang sedang beraktivitas belajar di kampus Rumah Gemilang Indonesia, Harapan say setelah saya lulus dari sini saya memiliki tujuan yaitu saya ingin bisa bekerja sehingga saya bisa hidup mandiri dan saya bisa memebiayai minimalnya hidup saya sendiri maksimalnya membiayai orang tua dan keluarga saya.
dan bukan hanya untuk itu setelah saya dapat pekerjaan dan memepunyai hasilnya saya akan tabungkan untuk masa depan saya nanti, menuju kehidupan yang sejahtera dan seimbang.
bisa bebakti kepada orang tua dan membiayai hidup dengan selalu mengharaf Ridonya sang Pencipta Alloh Swt.

Senin, 25 Mei 2015

CARA CEPAT MENGHAFAL DENGAN MUDAH

Menghafal, kedengarannya sih gampang banget ya, tetapi belum tentu juga lho. Ada juga orang-orang yang sangat sulit sekali dalam hal ingat mengingat, lebih tepatnya menghafal sesuatu. Akan tetapi, tenang saja, di dunia ini hampir tidak ada yang tidak mungkin. Bagi anda yang merasa dirinya kurang bisa menghafal dengan baik secara cepat, anda sangat tepat sekali jika sedang membaca informasi dari kami kali ini.

Cara cepat menghafal ternyata membutuhkan trik dan teknik tertentu agar dapat benar-benar efektif. Memang, dalam hidup ini, takdir setiap manusia berbeda-beda. Ada mungkin diantara anda yang sangat jago dalam bidang eksakta atau hitung menghitung, ada juga mungkin yang memang jago sekali dalam hal karang mengarang atau menulis ada juga yang memang "susah menghafal dan mengingat sesuatu". Setiap kita pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Silahkan anda simak dan informasi seputar  cara cepat menghafal berikut ini:

Sebelumnya lebih baik anda memahami dahulu hal-hal yang ada kaitannya dengan otak. Mungkin bukanlah hal yang asing bagi anda bahwa otak / akal itu terbagi menjadi 2 bagian. Lebih tepatnya bagian kiri dan bagian kanan. Bagaimana proses penemuan teori pembagian otak ini? siapa yang menemukannya? Jawabannya adalah "Roger Wolcott Sperry". Iya, beliau lah yang telah berjasa menemukan bahwa otak atau akal manusia itu terbagi menjadi dua bagian.

Coba anda simak kutipan singkat yang ada hubungannya dengan seluk beluk siapa sebenarnya sosok Roger Wolcott Sperry itu. kami kutip dari wikipedia berikut ini :


Roger Wolcott Sperry (Hartford, 20 Agustus 1913 - 17 April 1994) ialah seorang neuropsikolog yang menemukan bahwa akal manusia terdiri atas 2 bagian. Ia menemukan bahwa otak memiliki fungsi yang terspesialisasi di sisi kiri dan kanan, dan kedua sisi itu dapat berfungsi praktis tanpa bergantung satu sama lain.
Setelah menerima gelar sarjana dalam sastra Inggris, ia belajar psikologi dan zoologi, diikuti oleh penelitian selama beberapa tahun di Universitas Harvard, Yerkes Laboratory of Primate Biology, dan National Institutes of Health. Pada tahun 1954, ia bergabung sebagai staf di Caltech dan tetap di sama selama 30 tahun.
Pada awal 1960-an, Sperry dan kawan-kawan, termasuk Michael Gazzaniga, mengadakan eksperimen meluas pada pasien epilepsi yang korpus kalosumnya, "jembatan" antara otak kiri dan kanan, terputus hingga keadaannya tambah parah. Awalnya pasien tersebut terlihat normal, namun penelitian menunjukkan beberapa kegiatan seperti menamai benda maupun menaruh blok bersama-sama dengan cara yang ditentukan hanya bisa dilakukan ketika menggunakan salah satu sisi otak. (Karena mata kanant terhubung ke otak kiri, tangan kiri ke otak kanan, dan begitu juga seluruh tubuh, rangsangan akan diberikan pada sisi tubuh yang berlawan dengan hemisfer otak yang diuji.) Kemampuan tersebut tidaklah absolut, namun nampaklah bahwa hemisfer kiri berfungsi khusus dalam proses berbahasa dan bagian kanan dominan dalam tugas visual-konstruksi.
Karya Sperry membantu pemetaan otak dan membuka seluruh bidang masalah psikologi dan filsafat. Sperry dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1981 bersama dengan David Hunter Hubel dan Torsten Nils Wiesel.

menghafalNah, semoga anda menjadi lebih memahami lagi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan siapa sebenarnya sosok orang yang berjasa dalam penemuan pembagian otak tersebut.

Kita lanjutkan lagi pembahasan tentang apa itu otak kiri dan apa itu otak kanan. Masing-masing bagian otak ini memiliki fungsinya masing-masing. Lebih jelasnya simak yang ini dulu ya :

Beberapa hal dan penjelasan tentang Otak kiri

Perlu anda ketahui bahwa otak sisi kiri itu lebih cenderung mempunyai kemampuan / fungsi dalam hal logis,analisis,rasional dan obyektif. Jadi dapat disimpulkan bahwa otak kiri / otak bagian kiri ini mempunyai dominasi yang kuat terhadap segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kata-kata, simbol-simbol dan angka.
Nah, bagaimana? setelah membaca penjelasan diatas, seharusnya sekarang anda sudah menjadi lebih paham terhadap apa itu otak kiri

Nah, sekarang mari kita lanjutkan ke pembahasan mengenai otak bagian kanan.
Beberapa hal dan penjelasan tentang otak kanan
Berbeda dengan otak kiri, otak bagian kanan ini lebih condong mempunyai kemampuan dalam hal yang berkaitan dengan sintesis, subyektif, holistik ( secara menyeluruh ), dan intuitif. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa otak kanan / otak bagian kanan inilah yang berperan besar untuk dapat membantu seseorang menjadi cenderung lebih kreatif apabila dibandingkan dengan seseorang yang otak kirinya lebih dominan. 
Memang, orang-orang yang kuat otak kanannya atau istilahnya "orang kanan" sudah terbukti lebih kreatif, tidak suka hal-hal yang berurutan, sangat kreatif dan biasanya sangat berani dalam mengambil resiko. Sebenarnya sangat banyak hal atau contoh yang dapat diambil dari orang-orang golongan kanan ini. Salah satunya adalah orang kanan biasanya banyak yang menjadi pengusaha. Berbicara tentang pengusaha, pasti terlintas istilah usaha. Nah, siapa tahu anda tertarik membaca artikel ini, berani memulai usaha. Anda termasuk golongan yang mana? kanan atau kiri? siapa tahu anda juga berbakat menjadi seorang pengusaha jika anda memang termasuk golongan kanan. Masih terkait otak kanan dan kiri, perlu anda tahu bahwa jika didasarkan pada sifat, maka akan terlihat perbedaan yang sangat mencolok antara otak kiri dan otak kanan. Otak kiri sangat condong bersifat ingatan jangka pendek ( short term memory ), sebaliknya otak kanan lebih cenderung bersifat ingatan jangka panjang ( long term memory ). 

Nah, jika sudah selesai membaca penjelasan yang panjang diatas, tentu anda juga sangat tertarik untuk mengetahui bagaimana cara atau teknik cara cepat menghafal. Daripada penasaran, silahkan simak yang berikut ini.


1. Mnemonic
Anda bingung apa itu mnemonic? pengertian mnemonic adalah teknik atau cara menghafal yang bersifat abstrak. Jadi teknik menghafal ini dengan cara mengubah kata abstrak menjadi benda nyata yang dapat kita bayangkan.
Sebentar, anda perlu mengetahui dahulu tipe-tipe sistem Mnemonic. Tipe sistem Mnemonic dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Sistem gambaran.
Sistem gambaran adalah teknik menghafal informasi yang abstrak dengan cara menggambarkan kata abstrak tersebut menjadi sesuatu yang nyata. Untuk contohnya, silahkan lihat dibawah ini.
Contoh sistem gambaran :
Yogyakarta dapat digambarkan dengan Borobudur.
Gembira dapat digantikan dengan menggambarkan orang yang sedang bergembira.
Jakarta akan lebih mudah kita ingat dengan menggambarkan Jakarta menjadi monas.
b. Sistem persamaan bunyi.
Sistem persamaan bunyi adalah teknik menghafal informasi yang berdasarkan pada bentuk persamaan bunyinya. Sebagai contohnya, silahkan anda lihat dibawah ini.
Contoh sistem persamaan bunyi :

Irak akan dapat lebih mudah kita ingat jika kita mengggantinya dan mencoba mengingatnya dengan kata rak

Singapura akan dapat lebih mudah kita ingat dengan cara mengingat kata singa
2. Memory Sport
Sebenarnya,otak manusia itu seperti halnya otot. Jadi, apabila kita rajin berolahraga atau rajin mengolahragakan otot kita, tentu saja otot kita juga akan menjadi lebih kuat. Begitu juga dengan otak kita,  apabila kita rajin mengolahragakan otak kita, maka sudah pasti otak kita pun akan menjadi lebih kuat, powerful dan tentu saja bisa lebih baik untuk mengingat sesuatu. Begitu juga sebaliknya, jika kita malas dan tidak pernah mencoba mengolahragakan otot / otak kita, sudah tentu otot / otak kita pun akan menjadi lemah. Jadi, sangat disarankan agar kita senantiasa mengolahragakan otak kita. 
Mungkin anda bertanya-tanya, bagaimana cara mengolahragakan otak kita? Anda cerdas, iya perlu anda tahu, salah satu cara yang dapat kita coba untuk mengolahragakan otak kita adalah dengan cara memory sport. Anda tentu tahu TTS (teka teki silang). Nah, manfaatkan TTS sebagai salah satu acara / alat olahraga otak kita. Usahakan sesering mungkin untuk mengisi TTS, semakin rajin, maka akan semakin bagus hasilnya. Inilah cara yang paling gampang dan murah untuk mengolahragakan otak kita. Dengan anda mengisi TTS tersebut, maka secara tidak langsung otak anda akan menjadi sangat terlatih untuk dapat mengolah kata-kata dan mengingat.
3. Story Sistem
Story system adalah teknik mengingat informasi yang menggunakan cara menghubungkan informasi yang satu dengan informasi yang lainnya untuk dijadikan sebuah cerita. Sebagai contoh silahkan simak yang berikut ini.
Contoh Story system :
Misalnya saja, ada beberapa kata yaitu burung – baju – awan – coca cola – gunung – kelinci – pistol – buaya – pohon – kawah
Nah, bisa jadi ada diantara anda yang sangat kesulitan untuk menghafalkan kata-kata tersebut. Jadi untuk lebih memudahkan anda dalam menghafalkannya, anda bisa menggunakan cara menghafal story sistem ini, caranya adalah dengan membayangkannya. Lihat ini :
Burung memakai baju, terbang ke awan minum coca cola, terbang lagi ke gunung dan bertemu kelinci yang membawa pistol untuk menembak buaya yang tidur dibawah pohon di dekat kawah.

Hmm, dengan cara membayangkan seperti itu, maka anda akan menjadi lebih mudah untuk menghafalkannya. Silahkan dicoba.

4. Relation Sistem
Relation sistem adalah salah satu teknik mengingat informasi dengan cara menghubungkan informasi yang satu dengan informasi yang lainnya secara aksi. Relation sistem ini sangat sering digunakan untuk menghafal kan sebuah kalimat yang berpasangan seperti nama sungai dan provinsinya, nama negara dan ibu kotanya, vocabulary dan berbagai jenis kalimat berpasangan lainnya.

Untuk lebih memperjelas anda, silahkan simak contoh dibawah ini.
Contoh relation sistem :
Kerbau menabrak tong
Tina makan rujak
Dari contoh diatas, kita bisa melihat bahwa menabrak dan makan adalah relation sistem aksi. Aksi tersebut berfungsi sebagai kalimat utama pemicu untuk menarik dan memperjelas informasi yang ada didepannya. Sehingga informasi yang ada didepannya tidak akan lupa. Silahkan saja anda praktekkan.

Barangkali anda juga sangat berminat untuk mendapatkan beasiswa dari program Djarum Beasiswa Plus? belum mengetahui caranya? coba baca informasi berikut ini :
Syarat dan Cara Mendaftar Djarum Beasiswa Plus
Nah, itulah pembahasan mengenai cara cepat menghafal dengan mudah kali ini, semoga bisa bermanfaat bagi anda semua.  Mungkin anda juga tertarik membaca yang ini, cara agar cepat tinggi. Terimakasih atas kunjungan anda.

Kamis, 21 Mei 2015

4 IMAM MADHAB

Mengenal Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali

Ada baiknya kita mengenal para Imam Mazhab seperti Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali yang telah menyusun kitab Fiqih bagi kita semua.
Abu Hanifah (Imam Hanafi)
Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Mahan at-Taymi (bahasa Arab: النعمان بن ثابت), lebih dikenal dengan nama Abū Ḥanīfah, (bahasa Arab: بو حنيفة) (lahir di Kufah, Irak pada 80 H / 699 M — meninggal di Baghdad, Irak, 148 H / 767 M) merupakan pendiri dari Madzhab Hanafi.
Abu Hanifah juga merupakan seorang Tabi’in, generasi setelah Sahabat nabi, karena dia pernah bertemu dengan salah seorang sahabat bernama Anas bin Malik, dan meriwayatkan hadis darinya serta sahabat lainnya.[3]
Imam Hanafi disebutkan sebagai tokoh yang pertama kali menyusun kitab fiqh berdasarkan kelompok-kelompok yang berawal dari kesucian (taharah), salat dan seterusnya, yang kemudian diikuti oleh ulama-ulama sesudahnya seperti Malik bin Anas, Imam Syafi’i, Abu Dawud, Bukhari, Muslim dan lainnya.

Imam Malik

Mālik ibn Anas bin Malik bin ‘Āmr al-Asbahi atau Malik bin Anas (lengkapnya: Malik bin Anas bin Malik bin `Amr, al-Imam, Abu `Abd Allah al-Humyari al-Asbahi al-Madani), (Bahasa Arab: مالك بن أنس), lahir di (Madinah pada tahun 714 (93 H), dan meninggal pada tahun 800 (179 H)). Ia adalah pakar ilmu fikih dan hadits, serta pendiri Mazhab Maliki.
Biografi
Abu abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amirbin Amr bin al-Haris bin Ghaiman bin Jutsail binAmr bin al-Haris Dzi Ashbah. Imama malik dilahirkan di Madinah al Munawwaroh. sedangkan mengenai masalah tahun kelahiranya terdapat perbedaaan riwayat. al-Yafii dalam kitabnya Thabaqat fuqoha meriwayatkan bahwa imam malik dilahirkan pada 94 H. ibn Khalikan dan yang lain berpendapat bahawa imam malik dilahirkan pada 95 H. sedangkan. imam al-Dzahabi meriwayatkan imam malik dilahirkan 90 H. Imam yahya bin bakir meriwayatkan bahwa ia mendengar malik berkata :”aku dilahirkan pada 93 H”. dan inilah riwayat yang paling benar (menurut al-Sam’ani dan ibn farhun)[3].
Ia menyusun kitab Al Muwaththa’, dan dalam penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun, selama waktu itu, ia menunjukan kepada 70 ahli fiqh Madinah.
Kitab tersebut menghimpun 100.000 hadits, dan yang meriwayatkan Al Muwaththa’ lebih dari seribu orang, karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya berjumlah 30 naskah, tetapi yang terkenal hanya 20 buah. Dan yang paling masyur adalah riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi.
Sejumlah ‘Ulama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh, yaitu Al Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththa’. Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad Darimi sebagai ganti Al Muwaththa’. Ketika melukiskan kitab besar ini, Ibn Hazm berkata,” Al Muwaththa’ adalah kitab tentang fiqh dan hadits, aku belum mnegetahui bandingannya.
Hadits-hadits yang terdapat dalam Al Muwaththa’ tidak semuanya Musnad, ada yang Mursal, mu’dlal dan munqathi. Sebagian ‘Ulama menghitungnya berjumlah 600 hadits musnad, 222 hadits mursal, 613 hadits mauquf, 285 perkataan tabi’in, disamping itu ada 61 hadits tanpa penyandara, hanya dikatakan telah sampai kepadaku” dan “ dari orang kepercayaan”, tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari Imam Malik sendiri, karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal , munqathi’ dan mu’dhal yang terdapat dalam Al Muwaththa’ Malik.
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru), 300 dari golongan Tabi’in dan 600 dari tabi’in tabi’in, ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nu’main al Mujmir, Zaib bin Aslam, Nafi’, Syarik bin Abdullah, az Zuhry, Abi az Ziyad, Sa’id al Maqburi dan Humaid ath Thawil, muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari.
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sa’id. Ada yang sebaya seperti al Auza’i., Ats Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Al Laits bin Sa’ad, Ibnu Juraij dan Syu’bah bin Hajjaj. Adapula yang belajar darinya seperti Asy Safi’i, Ibnu Wahb, Ibnu Mahdi, al Qaththan dan Abi Ishaq.
Malik bin Anas menyusun kompilasi hadits dan ucapan para sahabat dalam buku yang terkenal hingga kini, Al Muwatta.
Di antara guru beliau adalah Nafi’ bin Abi Nu’aim, Nafi’ al Muqbiri, Na’imul Majmar, Az Zuhri, Amir bin Abdullah bin Az Zubair, Ibnul Munkadir, Abdullah bin Dinar, dan lain-lain.
Di antara murid beliau adalah Ibnul Mubarak, Al Qoththon, Ibnu Mahdi, Ibnu Wahb, Ibnu Qosim, Al Qo’nabi, Abdullah bin Yusuf, Sa’id bin Manshur, Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah Abu Mush’ab, Al Auza’i, Sufyan Ats Tsaury, Sufyan bin Uyainah, Imam Syafi’i, Abu Hudzafah as Sahmi, Az Aubairi, dan lain-lain.
[sunting]Pujian Ulama untuk Imam Malik
An Nasa’i berkata,” Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar, mulia dan jujur, tepercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik, kami tidak tahu dia ada meriwayatkan hadits dari rawi matruk, kecuali Abdul Karim”.
(Ket: Abdul Karim bin Abi al Mukharif al Basri yang menetap di Makkah, karena tidak senegeri dengan Malik, keadaanya tidak banyak diketahui, Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau menambah pada matan).
Sedangkan Ibnu Hayyan berkata,” Malik adalah orang yang pertama menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah, dengan fiqh, agama dan keutamaan ibadah”.
Imam as-Syafi’i berkata : “Imam Malik adalah Hujjatullah atas makhluk-Nya setelah para Tabi’in “.
Yahya bin Ma’in berkata :”Imam Malik adalah Amirul mukminin dalam (ilmu) Hadits”
Ayyub bin Suwaid berkata :”Imam Malik adalah Imam Darul Hijrah (Imam madinah) dan as-Sunnah ,seorang yang Tsiqah, seorang yang dapat dipercaya”.
Ahmad bin Hanbal berkata:” Jika engkau melihat seseorang yang membenci imam malik, maka ketahuilah bahwa orang tersebut adalah ahli bid’ah”
Seseorang bertanya kepada as-Syafi’i :” apakah anda menemukan seseorang yang (alim) seperti imam malik?” as-Syafi’i menjawab :”aku mendengar dari orang yang lebih tua dan lebih berilmu dari pada aku, mereka mengatakan kami tidak menemukan orang yang (alim) seperti Malik, maka bagaimana kami(orang sekarang) menemui yang seperti Malik?[3] ”
Kitab Al-Muwaththa
Al-Muwaththa bererti ‘yang disepakati’ atau ‘tunjang’ atau ‘panduan’ yang membahas tentang ilmu dan hukum-hukum agama Islam. Al-Muwaththa merupakan sebuah kitab yang berisikan hadits-hadits yang dikumpulkan oleh Imam Malik serta pendapat para sahabat dan ulama-ulama tabiin. Kitab ini lengkap dengan berbagai problem agama yang merangkum ilmu hadits, ilmu fiqh dan sebagainya. Semua hadits yang ditulis adalah sahih kerana Imam Malik terkenal dengan sifatnya yang tegas dalam penerimaan sebuah hadits. Dia sangat berhati-hati ketika menapis, mengasingkan, dan membahas serta menolak riwayat yang meragukan. Dari 100.000 hadits yang dihafal beliau, hanya 10.000 saja diakui sah dan dari 10.000 hadits itu, hanya 5.000 saja yang disahkan sahih olehnya setelah diteliti dan dibandingkan dengan al-Quran. Menurut sebuah riwayat, Imam Malik menghabiskan 40 tahun untuk mengumpul dan menapis hadits-hadits yang diterima dari guru-gurunya. Imam Syafi pernah berkata, “Tiada sebuah kitab di muka bumi ini setelah al qur`an yang lebih banyak mengandungi kebenaran selain dari kitab Al-Muwaththa karangan Imam Malik.”
inilah karangan para ulama muaqoddimin
[sunting]Wafatnya Sang Imam Darul Hijroh
Imam malik jatuh sakit pada hari ahad dan menderita sakit selama 22 hari kemudian 10 hari setelah itu ia wafat. sebagian meriwayatkan imam Malik wafat pada 14 Rabiul awwal 179 H.
sahnun meriwayatkan dari abdullah bin nafi':” imam malik wafat pada usia 87 tahun” ibn kinanah bin abi zubair, putranya yahya dan sekretarisnya hubaib yang memandikan jenazah imam Malik. imam Malik dimakamkan di Baqi’
Imam Syafi’i
Abū ʿAbdullāh Muhammad bin Idrīs al-Shafiʿī atau Muhammad bin Idris asy-Syafi`i (bahasa Arab: محمد بن إدريس الشافعي) yang akrab dipanggil Imam Syafi’i (Gaza, Palestina, 150 H / 767 – Fusthat, Mesir 204H / 819M) adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi’i. Imam Syafi’i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Muhammad.
Saat usia 20 tahun, Imam Syafi’i pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak, untuk berguru pada murid-murid Imam Hanafi di sana.
Imam Syafi`i mempunyai dua dasar berbeda untuk Mazhab Syafi’i. Yang pertama namanya Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid.
http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Asy-Syafi’i
Tulisan di bawah terpaksa juga dihapus.
Bagaimana mungkin Imam Syafi’ie yang lahir tahun 150 H dan wafat tahun 203 H disebut menolak paham Asy’ariyyah yang memperkenalkan ajaran Sifat 20 sementara Imam Abu Hasan Al Asy’ari sendiri baru lahir tahun 260 H atau 57 tahun setelah Imam Syafi’ie meninggal?
Imam Syafi’ie adalah Imam Fiqih. Beda dengan Imam Asy’ari yang merupakan Imam masalah Tauhid. Kalau seperti itu, maka Imam Syafi’ie juga jauh dari paham Trinitas Tauhid yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab yang lahir tahun 1115 Hijriyah:
Imam Asy-Syafi`i termasuk Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, beliau jauh dari pemahaman Asy’ariyyah dan Maturidiyyah yang menyimpang dalam aqidah, khususnya dalam masalah aqidah yang berkaitan dengan Asma dan Shifat Allah subahanahu wa Ta’ala.
Sumber: Majalah As-Salaam
Imam Hambali
Sebetulnya ingin mengambil referensi dari Wikipedia di bawah:
Namun ada yang aneh yang menyatakan Murid Imam Hambali adalah Imam Syafi’i:
Imam Asy-Syafi’i. Imam Ahmad juga pernah berguru kepadanya.
Padahal berbagai literatur yang ada menyebut bahwa guru Imam Syafi’i yang lahir tahun 150 H adalah Imam Malik (lahir tahun 93 H). Sementara Imam Hambali yang lahir tahun 164 H (14 tahun lebih muda dari Imam Syafi’i) adalah murid dari Imam Syafi’i.
Hubungan Guru dengan Murid tak akan pernah berubah meski seorang guru bertanya beberapa hal kepada muridnya. Aneh kan jika Imam Hambali berkata: “Imam Syafi’i itu dulu Guruku. Namun setelah aku lebih pintar, sekarang Imam Syafi’i jadi muridku” Insya Allah tidak begitu.
Meski Imam Hambali adalah seorang Imam yang cerdas, namun pernyataan bahwa murid Imam Hambali adalah Imam Syafi’i menunjukkan adanya perubahan seenaknya oleh kaum Salafi Wahabi dalam rangka memuja Imam Hambali yang mereka jadi panutan secara berlebihan/ghulluw.
===

Imam Hambali

Beliau adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin ‘Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsa‘labah adz-Dzuhli asy-Syaibaniy. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi pada diri Nizar bin Ma‘d bin ‘Adnan. Yang berarti bertemu nasab pula dengan nabi Ibrahim.
Ketika beliau masih dalam kandungan, orang tua beliau pindah dari kota Marwa, tempat tinggal sang ayah, ke kota Baghdad. Di kota itu beliau dilahirkan, tepatnya pada bulan Rabi‘ul Awwal -menurut pendapat yang paling masyhur- tahun 164 H.
Ayah beliau, Muhammad, meninggal dalam usia muda, 30 tahun, ketika beliau baru berumur tiga tahun. Kakek beliau, Hanbal, berpindah ke wilayah Kharasan dan menjadi wali kota Sarkhas pada masa pemeritahan Bani Umawiyyah, kemudian bergabung ke dalam barisan pendukung Bani ‘Abbasiyah dan karenanya ikut merasakan penyiksaan dari Bani Umawiyyah. Disebutkan bahwa dia dahulunya adalah seorang panglima.
Masa Menuntut Ilmu
Imam Ahmad tumbuh dewasa sebagai seorang anak yatim. Ibunya, Shafiyyah binti Maimunah binti ‘Abdul Malik asy-Syaibaniy, berperan penuh dalam mendidik dan membesarkan beliau. Untungnya, sang ayah meninggalkan untuk mereka dua buah rumah di kota Baghdad. Yang sebuah mereka tempati sendiri, sedangkan yang sebuah lagi mereka sewakan dengan harga yang sangat murah. Dalam hal ini, keadaan beliau sama dengan keadaan syaikhnya, Imam Syafi‘i, yang yatim dan miskin, tetapi tetap mempunyai semangat yang tinggi. Keduanya juga memiliki ibu yang mampu mengantar mereka kepada kemajuan dan kemuliaan.
Beliau mendapatkan pendidikannya yang pertama di kota Baghdad. Saat itu, kota Bagdad telah menjadi pusat peradaban dunia Islam, yang penuh dengan manusia yang berbeda asalnya dan beragam kebudayaannya, serta penuh dengan beragam jenis ilmu pengetahuan. Di sana tinggal para qari’, ahli hadits, para sufi, ahli bahasa, filosof, dan sebagainya.
Setamatnya menghafal Alquran dan mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab di al-Kuttab saat berumur 14 tahun, beliau melanjutkan pendidikannya ke ad-Diwan. Beliau terus menuntut ilmu dengan penuh azzam yang tinggi dan tidak mudah goyah. Sang ibu banyak membimbing dan memberi beliau dorongan semangat. Tidak lupa dia mengingatkan beliau agar tetap memperhatikan keadaan diri sendiri, terutama dalam masalah kesehatan. Tentang hal itu beliau pernah bercerita, “Terkadang aku ingin segera pergi pagi-pagi sekali mengambil (periwayatan) hadits, tetapi Ibu segera mengambil pakaianku dan berkata, ‘Bersabarlah dulu. Tunggu sampai adzan berkumandang atau setelah orang-orang selesai shalat subuh.’”
Perhatian beliau saat itu memang tengah tertuju kepada keinginan mengambil hadits dari para perawinya. Beliau mengatakan bahwa orang pertama yang darinya beliau mengambil hadits adalah al-Qadhi Abu Yusuf, murid/rekan Imam Abu Hanifah.
Imam Ahmad tertarik untuk menulis hadits pada tahun 179 saat berumur 16 tahun. Beliau terus berada di kota Baghdad mengambil hadits dari syaikh-syaikh hadits kota itu hingga tahun 186. Beliau melakukan mulazamah kepada syaikhnya, Hasyim bin Basyir bin Abu Hazim al-Wasithiy hingga syaikhnya tersebut wafat tahun 183. Disebutkan oleh putra beliau bahwa beliau mengambil hadits dari Hasyim sekitar tiga ratus ribu hadits lebih.
Pada tahun 186, beliau mulai melakukan perjalanan (mencari hadits) ke Bashrah lalu ke negeri Hijaz, Yaman, dan selainnya. Tokoh yang paling menonjol yang beliau temui dan mengambil ilmu darinya selama perjalanannya ke Hijaz dan selama tinggal di sana adalah Imam Syafi‘i. Beliau banyak mengambil hadits dan faedah ilmu darinya. Imam Syafi‘i sendiri amat memuliakan diri beliau dan terkadang menjadikan beliau rujukan dalam mengenal keshahihan sebuah hadits. Ulama lain yang menjadi sumber beliau mengambil ilmu adalah Sufyan bin ‘Uyainah, Ismail bin ‘Ulayyah, Waki‘ bin al-Jarrah, Yahya al-Qaththan, Yazid bin Harun, dan lain-lain. Beliau berkata, “Saya tidak sempat bertemu dengan Imam Malik, tetapi Allah menggantikannya untukku dengan Sufyan bin ‘Uyainah. Dan saya tidak sempat pula bertemu dengan Hammad bin Zaid, tetapi Allah menggantikannya dengan Ismail bin ‘Ulayyah.”
Demikianlah, beliau amat menekuni pencatatan hadits, dan ketekunannya itu menyibukkannya dari hal-hal lain sampai-sampai dalam hal berumah tangga. Beliau baru menikah setelah berumur 40 tahun. Ada orang yang berkata kepada beliau, “Wahai Abu Abdillah, Anda telah mencapai semua ini. Anda telah menjadi imam kaum muslimin.” Beliau menjawab, “Bersama mahbarah (tempat tinta) hingga ke maqbarah (kubur). Aku akan tetap menuntut ilmu sampai aku masuk liang kubur.” Dan memang senantiasa seperti itulah keadaan beliau: menekuni hadits, memberi fatwa, dan kegiatan-kegiatan lain yang memberi manfaat kepada kaum muslimin. Sementara itu, murid-murid beliau berkumpul di sekitarnya, mengambil darinya (ilmu) hadits, fiqih, dan lainnya. Ada banyak ulama yang pernah mengambil ilmu dari beliau, di antaranya kedua putra beliau, Abdullah dan Shalih, Abu Zur ‘ah, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, al-Atsram, dan lain-lain.
Beliau menyusun kitabnya yang terkenal, al-Musnad, dalam jangka waktu sekitar enam puluh tahun dan itu sudah dimulainya sejak tahun tahun 180 saat pertama kali beliau mencari hadits. Beliau juga menyusun kitab tentang tafsir, tentang an-nasikh dan al-mansukh, tentang tarikh, tentang yang muqaddam dan muakhkhar dalam Alquran, tentang jawaban-jawaban dalam Alquran. Beliau juga menyusun kitab al-manasik ash-shagir dan al-kabir, kitab az-Zuhud, kitab ar-radd ‘ala al-Jahmiyah wa az-zindiqah(Bantahan kepada Jahmiyah dan Zindiqah), kitab as-Shalah, kitab as-Sunnah, kitab al-Wara ‘ wa al-Iman, kitab al-‘Ilal wa ar-Rijal, kitab al-Asyribah, satu juz tentang Ushul as-SittahFadha’il ash-Shahabah.
Pujian dan Penghormatan Ulama Lain Kepadanya
Imam Syafi‘i pernah mengusulkan kepada Khalifah Harun ar-Rasyid, pada hari-hari akhir hidup khalifah tersebut, agar mengangkat Imam Ahmad menjadi qadhi di Yaman, tetapi Imam Ahmad menolaknya dan berkata kepada Imam Syafi‘i, “Saya datang kepada Anda untuk mengambil ilmu dari Anda, tetapi Anda malah menyuruh saya menjadi qadhi untuk mereka.” Setelah itu pada tahun 195, Imam Syafi‘i mengusulkan hal yang sama kepada Khalifah al-Amin, tetapi lagi-lagi Imam Ahmad menolaknya.
Suatu hari, Imam Syafi‘i masuk menemui Imam Ahmad dan berkata, “Engkau lebih tahu tentang hadits dan perawi-perawinya. Jika ada hadits shahih (yang engkau tahu), maka beri tahulah aku. Insya Allah, jika (perawinya) dari Kufah atau Syam, aku akan pergi mendatanginya jika memang shahih.” Ini menunjukkan kesempurnaan agama dan akal Imam Syafi‘i karena mau mengembalikan ilmu kepada ahlinya.
Imam Syafi‘i juga berkata, “Aku keluar (meninggalkan) Bagdad, sementara itu tidak aku tinggalkan di kota tersebut orang yang lebih wara’, lebih faqih, dan lebih bertakwa daripada Ahmad bin Hanbal.”
Abdul Wahhab al-Warraq berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang seperti Ahmad bin Hanbal”. Orang-orang bertanya kepadanya, “Dalam hal apakah dari ilmu dan keutamaannya yang engkau pandang dia melebihi yang lain?” Al-Warraq menjawab, “Dia seorang yang jika ditanya tentang 60.000 masalah, dia akan menjawabnya dengan berkata, ‘Telah dikabarkan kepada kami,’ atau, “Telah disampaikan hadits kepada kami’.”Ahmad bin Syaiban berkata, “Aku tidak pernah melihat Yazid bin Harun memberi penghormatan kepada seseorang yang lebih besar daripada kepada Ahmad bin Hanbal. Dia akan mendudukkan beliau di sisinya jika menyampaikan hadits kepada kami. Dia sangat menghormati beliau, tidak mau berkelakar dengannya”. Demikianlah, padahal seperti diketahui bahwa Harun bin Yazid adalah salah seorang guru beliau dan terkenal sebagai salah seorang imam huffazh.
Keteguhan di Masa Penuh Cobaan
Telah menjadi keniscayaan bahwa kehidupan seorang mukmin tidak akan lepas dari ujian dan cobaan, terlebih lagi seorang alim yang berjalan di atas jejak para nabi dan rasul. Dan Imam Ahmad termasuk di antaranya. Beliau mendapatkan cobaan dari tiga orang khalifah Bani Abbasiyah selama rentang waktu 16 tahun.
Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, dengan jelas tampak kecondongan khalifah yang berkuasa menjadikan unsur-unsur asing (non-Arab) sebagai kekuatan penunjang kekuasaan mereka. Khalifah al-Makmun menjadikan orang-orang Persia sebagai kekuatan pendukungnya, sedangkan al-Mu‘tashim memilih orang-orang Turki. Akibatnya, justru sedikit demi sedikit kelemahan menggerogoti kekuasaan mereka. Pada masa itu dimulai penerjemahan ke dalam bahasa Arab buku-buku falsafah dari Yunani, Rumania, Persia, dan India dengan sokongan dana dari penguasa. Akibatnya, dengan cepat berbagai bentuk bid‘ah merasuk menyebar ke dalam akidah dan ibadah kaum muslimin. Berbagai macam kelompok yang sesat menyebar di tengah-tengah mereka, seperti Qadhariyah, Jahmyah, Asy‘ariyah, Rafidhah, Mu‘tashilah, dan lain-lain.
Kelompok Mu‘tashilah, secara khusus, mendapat sokongan dari penguasa, terutama dari Khalifah al-Makmun. Mereka, di bawah pimpinan Ibnu Abi Duad, mampu mempengaruhi al-Makmun untuk membenarkan dan menyebarkan pendapat-pendapat mereka, di antaranya pendapat yang mengingkari sifat-sifat Allah, termasuk sifat kalam (berbicara). Berangkat dari pengingkaran itulah, pada tahun 212, Khalifah al-Makmun kemudian memaksa kaum muslimin, khususnya ulama mereka, untuk meyakini kemakhlukan Alquran.
Sebenarnya Harun ar-Rasyid, khalifah sebelum al-Makmun, telah menindak tegas pendapat tentang kemakhlukan Alquran. Selama hidupnya, tidak ada seorang pun yang berani menyatakan pendapat itu sebagaimana dikisahkan oleh Muhammad bin Nuh, “Aku pernah mendengar Harun ar-Rasyid berkata, ‘Telah sampai berita kepadaku bahwa Bisyr al-Muraisiy mengatakan bahwa Alquran itu makhluk. Merupakan kewajibanku, jika Allah menguasakan orang itu kepadaku, niscaya akan aku hukum bunuh dia dengan cara yang tidak pernah dilakukan oleh seorang pun’”. Tatkala Khalifah ar-Rasyid wafat dan kekuasaan beralih ke tangan al-Amin, kelompok Mu‘tazilah berusaha menggiring al-Amin ke dalam kelompok mereka, tetapi al-Amin menolaknya. Baru kemudian ketika kekhalifahan berpindah ke tangan al-Makmun, mereka mampu melakukannya.
Untuk memaksa kaum muslimin menerima pendapat kemakhlukan Alquran, al-Makmun sampai mengadakan ujian kepada mereka. Selama masa pengujian tersebut, tidak terhitung orang yang telah dipenjara, disiksa, dan bahkan dibunuhnya. Ujian itu sendiri telah menyibukkan pemerintah dan warganya baik yang umum maupun yang khusus. Ia telah menjadi bahan pembicaraan mereka, baik di kota-kota maupun di desa-desa di negeri Irak dan selainnya. Telah terjadi perdebatan yang sengit di kalangan ulama tentang hal itu. Tidak terhitung dari mereka yang menolak pendapat kemakhlukan Alquran, termasuk di antaranya Imam Ahmad. Beliau tetap konsisten memegang pendapat yang hak, bahwa Alquran itu kalamullah, bukan makhluk.
Al-Makmun bahkan sempat memerintahkan bawahannya agar membawa Imam Ahmad dan Muhammad bin Nuh ke hadapannya di kota Thursus. Kedua ulama itu pun akhirnya digiring ke Thursus dalam keadaan terbelenggu. Muhammad bin Nuh meninggal dalam perjalanan sebelum sampai ke Thursus, sedangkan Imam Ahmad dibawa kembali ke Bagdad dan dipenjara di sana karena telah sampai kabar tentang kematian al-Makmun (tahun 218). Disebutkan bahwa Imam Ahmad tetap mendoakan al-Makmun.
Sepeninggal al-Makmun, kekhalifahan berpindah ke tangan putranya, al-Mu‘tashim. Dia telah mendapat wasiat dari al-Makmun agar meneruskan pendapat kemakhlukan Alquran dan menguji orang-orang dalam hal tersebut; dan dia pun melaksanakannya. Imam Ahmad dikeluarkannya dari penjara lalu dipertemukan dengan Ibnu Abi Duad dan konco-konconya. Mereka mendebat beliau tentang kemakhlukan Alquran, tetapi beliau mampu membantahnya dengan bantahan yang tidak dapat mereka bantah. Akhirnya beliau dicambuk sampai tidak sadarkan diri lalu dimasukkan kembali ke dalam penjara dan mendekam di sana selama sekitar 28 bulan –atau 30-an bulan menurut yang lain-. Selama itu beliau shalat dan tidur dalam keadaan kaki terbelenggu.
Selama itu pula, setiap harinya al-Mu‘tashim mengutus orang untuk mendebat beliau, tetapi jawaban beliau tetap sama, tidak berubah. Akibatnya, bertambah kemarahan al-Mu‘tashim kepada beliau. Dia mengancam dan memaki-maki beliau, dan menyuruh bawahannya mencambuk lebih keras dan menambah belenggu di kaki beliau. Semua itu, diterima Imam Ahmad dengan penuh kesabaran dan keteguhan bak gunung yang menjulang dengan kokohnya.
Sakit dan Wafatnya
Pada akhirnya, beliau dibebaskan dari penjara. Beliau dikembalikan ke rumah dalam keadaan tidak mampu berjalan. Setelah luka-lukanya sembuh dan badannya telah kuat, beliau kembali menyampaikan pelajaran-pelajarannya di masjid sampai al-Mu‘tashim wafat.
Selanjutnya, al-Watsiq diangkat menjadi khalifah. Tidak berbeda dengan ayahnya, al-Mu‘tashim, al-Watsiq pun melanjutkan ujian yang dilakukan ayah dan kakeknya. dia pun masih menjalin kedekatan dengan Ibnu Abi Duad dan konco-konconya. Akibatnya, penduduk Bagdad merasakan cobaan yang kian keras. Al-Watsiq melarang Imam Ahmad keluar berkumpul bersama orang-orang. Akhirnya, Imam Ahmad bersembunyi di rumahnya, tidak keluar darinya bahkan untuk keluar mengajar atau menghadiri shalat jamaah. Dan itu dijalaninya selama kurang lebih lima tahun, yaitu sampai al-Watsiq meninggal tahun 232.
Sesudah al-Watsiq wafat, al-Mutawakkil naik menggantikannya. Selama dua tahun masa pemerintahannya, ujian tentang kemakhlukan Alquran masih dilangsungkan. Kemudian pada tahun 234, dia menghentikan ujian tersebut. Dia mengumumkan ke seluruh wilayah kerajaannya larangan atas pendapat tentang kemakhlukan Alquran dan ancaman hukuman mati bagi yang melibatkan diri dalam hal itu. Dia juga memerintahkan kepada para ahli hadits untuk menyampaikan hadits-hadits tentang sifat-sifat Allah. Maka demikianlah, orang-orang pun bergembira pun dengan adanya pengumuman itu. Mereka memuji-muji khalifah atas keputusannya itu dan melupakan kejelekan-kejelekannya. Di mana-mana terdengar doa untuknya dan namanya disebut-sebut bersama nama Abu Bakar, Umar bin al-Khaththab, dan Umar bin Abdul Aziz.
Menjelang wafatnya, beliau jatuh sakit selama sembilan hari. Mendengar sakitnya, orang-orang pun berdatangan ingin menjenguknya. Mereka berdesak-desakan di depan pintu rumahnya, sampai-sampai sultan menempatkan orang untuk berjaga di depan pintu. Akhirnya, pada permulaan hari Jumat tanggal 12 Rabi‘ul Awwal tahun 241, beliau menghadap kepada rabbnya menjemput ajal yang telah dientukan kepadanya. Kaum muslimin bersedih dengan kepergian beliau. Tak sedikit mereka yang turut mengantar jenazah beliau sampai beratusan ribu orang. Ada yang mengatakan 700 ribu orang, ada pula yang mengatakan 800 ribu orang, bahkan ada yang mengatakan sampai satu juta lebih orang yang menghadirinya. Semuanya menunjukkan bahwa sangat banyaknya mereka yang hadir pada saat itu demi menunjukkan penghormatan dan kecintaan mereka kepada beliau. Beliau pernah berkata ketika masih sehat, “Katakan kepada ahlu bid‘ah bahwa perbedaan antara kami dan kalian adalah (tampak pada) hari kematian kami”.
Demikianlah gambaran ringkas ujian yang dilalui oleh Imam Ahmad. Terlihat bagaimana sikap agung beliau yang tidak akan diambil kecuali oleh orang-orang yang penuh keteguhan lagi ikhlas. Beliau bersikap seperti itu justru ketika sebagian ulama lain berpaling dari kebenaran. Dan dengan keteguhan di atas kebenaran yang Allah berikan kepadanya itu, maka madzhab Ahlussunnah pun dinisbatkan kepada dirinya karena beliau sabar dan teguh dalam membelanya. Ali bin al-Madiniy berkata menggambarkan keteguhan Imam Ahmad, “Allah telah mengokohkan agama ini lewat dua orang laki-laki, tidak ada yang ketiganya. Yaitu, Abu Bakar as-Shiddiq pada Yaumur Riddah (saat orang-orang banyak yang murtad pada awal-awal pemerintahannya), dan Ahmad bin Hanbal pada Yaumul Mihnah”.
Perbedaan Antar Mazhab?
Di antara tonggak penegang ajaran Islam di muka bumi adalah muncul beberapa mazhab raksasa di tengah ratusan mazhab kecil lainnya. Keempat mazhab itu adalah Al-Hanabilah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah. Sebenarnya jumlah mazhab besar tidak hanya terbatas hanya 4 saja, namun keempat mazhab itu memang diakui eksistensi dan jati dirinya oleh umat selama 15 abad ini.
Keempatnya masih utuh tegak berdiri dan dijalankan serta dikembangkan oleh mayoritas muslimin di muka bumi. Masing-masing punya basis kekuatan syariah serta masih mampu melahirkan para ulama besar di masa sekarang ini.
Berikut sekelumit sejarah keempat mazhab ini dengan sedikit gambaran landasan manhaj mereka.
1. MazhabAl-Hanifiyah.
Didirikan oleh An-Nu’man bin Tsabit atau lebih dikenal sebagai Imam Abu Hanifah. Beliau berasal dari Kufah dari keturunan bangsa Persia. Beliau hidup dalam dua masa, Daulah Umaiyah dan Abbasiyah. Beliau termasuk pengikut tabiin , sebagian ahli sejarah menyebutkan, ia bahkan termasuk Tabi’in.
Mazhab Al-Hanafiyah sebagaimana dipatok oleh pendirinya, sangat dikenal sebagai terdepan dalam masalah pemanfaatan akal/ logika dalam mengupas masalah fiqih. Oleh para pengamat dianalisa bahwa di antaralatar belakangnya adalah:
Karena beliau sangat berhati-hati dalam menerima sebuah hadits. Bila beliau tidak terlalu yakin atas keshahihah suatu hadits, maka beliau lebih memlih untuk tidak menggunakannnya. Dan sebagai gantinya, beliau menemukan begitu banyak formula seperti mengqiyaskan suatu masalah dengan masalah lain yang punya dalil nash syar’i.
Kurang tersedianya hadits yang sudah diseleksi keshahihannya di tempat di mana beliau tinggal. Sebaliknya, begitu banyak hadits palsu, lemah dan bermasalah yang beredar di masa beliau. Perlu diketahui bahwa beliau hidup di masa 100 tahun pertama semenjak wafat nabi SAW, jauh sebelum era imam Al-Bukhari dan imam Muslim yang terkenal sebagai ahli peneliti hadits.
Di kemudian hari, metodologi yang beliau perkenalkan memang sangat berguna buat umat Islam sedunia. Apalagi mengingat Islam mengalami perluasan yang sangat jauh ke seluruh penjuru dunia. Memasuki wilayah yang jauh dari pusat sumber syariah Islam. Metodologi mazhab ini menjadi sangat menentukan dalam dunia fiqih di berbagai negeri.
2. Mazhab Al-Malikiyah
Mazhab ini didirikan oleh Imam Malik bin Anas bin Abi Amir Al-Ashbahi .Berkembang sejak awal di kota Madinah dalam urusan fiqh.
Mazhab ini ditegakkan di atas doktrin untuk merujuk dalam segala sesuatunya kepada hadits Rasulullah SAW dan praktek penduduk Madinah. Imam Malik membangun madzhabnya dengan 20 dasar; Al-Quran, As-Sunnah , Ijma’, Qiyas, amal ahlul madinah , perkataan sahabat, istihsan, saddudzarai’, muraatul khilaf, istishab, maslahah mursalah, syar’u man qablana .
Mazhab ini adalah kebalikan dari mazhan Al-Hanafiyah. Kalau Al-Hanafiyah banyak sekali mengandalkan nalar dan logika, karena kurang tersedianya nash-nash yang valid di Kufah, mazhab Maliki justru ‘kebanjiran’ sumber-sumber syariah. Sebab mazhab ini tumbuh dan berkembang di kota Nabi SAW sendiri, di mana penduduknya adalah anak keturunan para shahabat. Imam Malik sangat meyakini bahwa praktek ibadah yang dikerjakan penduduk Madinah sepeninggal Rasulullah SAW bisa dijadikan dasar hukum, meski tanpa harus merujuk kepada hadits yang shahih para umumnya.
3. Mazhab As-Syafi’iyah
Didirikan oleh Muhammad bin Idris Asy Syafi’i . Beliau dilahirkan di Gaza Palestina tahun 150 H, tahun wafatnya Abu Hanifah dan wafat di Mesir tahun 203 H.
Di Baghdad, Imam Syafi’i menulis madzhab lamanya . Kemudian beliu pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab baru . Di sana beliau wafat sebagai syuhadaul ‘ilm di akhir bulan Rajab 204 H.
Salah satu karangannya adalah “Ar-Risalah” buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al-Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Beliau mampu memadukan fiqh ahli ra’yi dan fiqh ahli hadits .
Dasar madzhabnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau tidak mengambil perkataan sahabat karena dianggap sebagai ijtihad yang bisa salah. Beliau juga tidak mengambil Istihsan sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah dan perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan, ”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat.” Penduduk Baghdad mengatakan,”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah ,”
Kitab “Al-Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al-Karabisyi dari Imam Syafi’i. Sementara kitab “Al-Umm” sebagai madzhab yang baru yang diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al-Muzani, Al-Buwaithi, Ar-Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, maka ia adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku di belakang tembok,”
4. Mazhab Al-Hanabilah
Didirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani . Dilahirkan di Baghdad dan tumbuh besar di sana hingga meninggal pada bulan Rabiul Awal. Beliau memiliki pengalaman perjalanan mencari ilmu di pusat-pusat ilmu, seperti Kufah, Bashrah, Mekah, Madinah, Yaman, Syam.
Beliau berguru kepada Imam Syafi’i ketika datang ke Baghdad sehingga menjadi mujtahid mutlak mustaqil. Gurunya sangat banyak hingga mencapai ratusan. Ia menguasai sebuah hadis dan menghafalnya sehingga menjadi ahli hadis di zamannya dengan berguru kepada Hasyim bin Basyir bin Abi Hazim Al-Bukhari .
Imam Ahmad adalah seorang pakar hadis dan fiqh. Imam Syafi’i berkata ketika melakukan perjalanan ke Mesir,”Saya keluar dari Baghdad dan tidaklah saya tinggalkan di sana orang yang paling bertakwa dan paling faqih melebihi Ibnu Hanbal ,”
Dasar madzhab Ahmad adalah Al-Quran, Sunnah, fatwah sahahabat, Ijam’, Qiyas, Istishab, Maslahah mursalah, saddudzarai’.
Imam Ahmad tidak mengarang satu kitab pun tentang fiqhnya. Namun pengikutnya yang membukukannya madzhabnya dari perkataan, perbuatan, jawaban atas pertanyaan dan lain-lain. Namun beliau mengarang sebuah kitab hadis “Al-Musnad” yang memuat 40.000 lebih hadis. Beliau memiliki kukuatan hafalan yang kuat. Imam Ahmad mengunakan hadis mursal dan hadis dlaif yang derajatnya meningkat kepada hasan bukan hadis batil atau munkar.
Di antara murid Imam Ahmad adalah Salh bin Ahmad bin Hanbal anak terbesar Imam Ahmad, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal . Shalih bin Ahmad lebih menguasai fiqh dan Abdullah bin Ahmad lebih menguasai hadis. Murid yang adalah Al-Atsram dipanggil Abu Bakr dan nama aslinya; Ahmad bin Muhammad , Abdul Malik bin Abdul Hamid bin Mihran , Abu Bakr Al-Khallal , Abul Qasim yang terakhir ini memiliki banyak karangan tentang fiqh madzhab Ahmad. Salah satu kitab fiqh madzhab Hanbali adalah “Al-Mughni” karangan Ibnu Qudamah.
Wallahu a’lam bish-shawab, wassalamu ‘alaikm warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.

Selasa, 21 April 2015

Kunci Kesabaran



Assalamualaikum Wr. Wb.
Hadirin, Alhamdulillah. Apakah Allah Memperhatikan kita saat ini? Pasti? Apakah Allah Maha Tahu persoalan yang sedang kita hadapi? Pasti. Apakah Allah tahu persis semua jalan keluar yang sedang kita hadapi? Tahu. Setiap persoalan pasti ada jalan.

Kali ini kita akan coba bahas sekali lagi tentang kunci kesabaran.  Kunci kesabaran itu ada dua kata kuncinya walaupun dirangkai dalam satu ayat. Surat Al Baqarah ayat 155-156. Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Siapakah orang-orang yang sabar? Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang besar, curahan rahmat Allah dan hidupnya dibimbing oleh Allah. Dua, Innalillahi Wainailaihi Rojiun. Sesungguhnya, kami adalah milik Allah dan kembali kepada Allah.
 
Jadi, kemampuan orang untuk tidak merasa memiliki, tidak merasa dimiliki kecuali hanya milik Allah, itu pintu pertama sabar. Dan yang kedua, kemampuan kita lepas dari bersandar kepada siapapun selain bersandar hanya kepada Allah, itu kunci sabar. Sepanjang masih merasa ini milik saya. Sepanjang masih merasa ada selain Allah yang bisa menolong saya, sulit untuk mendapatkan karunia sabar. Dalam penghujung surat Al Baqarah. Lillahi maa fissamaawaati wa ma filard, milik Allah segala yang ada di langit segala yang ada di bumi. Semua yang ada pasti adalah ciptaan Allah. Kalau Allah yang mencipta, maka itu pasti milik Allah. Kalau itu milik Allah, siapa yang mengurus? Allah.
 
Diri kita ciptaan Allah, diri kita milik Allah, diri kita diurus oleh Allah setiap saat. Kita tidak bisa mengurus diri kita karena kita tidak tahu apa yang harus diurus. Sedikiiiit. Paling mandi, keramas, gunting kuku. Untuk ngorek kotorang kuping saja sudah susah. Belum lagi yang di dalem. Jantung, paru-paru, empedu, 100 triliun sel tubuh ini. Manusia ini dijumlahkan cuma 6 miliar lebih. Tubuh ini 100 triliun sel. Banyak triliun itu. Dan tiap sel hidup, berkomunikasi, punya generator sendiri, punya sistem keamanan, punya sistem informasi. Tiap sel! Kurang lebih ada 200 jenis sel katanya di dalam tubuh ini dan tidak tertukar. Sel mau jadi mata, tidak jadi di telunjuk. Sel kuku tidak jadi di mata. Semuanya! Bergerak, berkomunikasi, hidup, mati, pada mati, keluar, ganti lagi sel baru. Siapa yang ngurus? Allah
 
Ada Saatnya Rejeki Harus Berpindah
“Dan Kami mendengar apa yang dibisiki hatinya”. Pasti. Karena hati kita juga ciptaan Allah. Dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya. Apa yang jauh? Semuanya juga diciptakan Allah, digenggam Allah, dikuasai Allah. Jadi diri kita ini milik siapa? Sesuka Allah kalo gitu, ya? Mau dibikin mancung? Pesek? Gapapa. Yang penting berlubang. Mau pesek, mau mancung, mau putih, item, kuning, coklat, suka-suka yang punya. Suka-suka Allah. Mau dibikin kaya, sedeng, miskin, suka-suka Allah. Nggak mungkin semuanya kaya menurut kita walaupun mungkin menurut Allah karena kalau semua kaya, nggak jalan kehidupan ini.

Tidak akan oleh Allah semuanya diciptakan jadi Presiden. Pusing negara kita Presiden semuanya. Giliran, cuma satu dari sekian ratus juta. Allah yang Menakdirkan. Tidak akan semuanya jadi sarjana. Kalau semua jadi sarjana pusing juga, nggak akan cukup, iya? Makanya yang mulia itu Inna Akromakum `Indallahi Atkokum. Terserah Allah mau dibikin sehat atau sakit. Sudah berusaha habis-habisan menjaga kesehatan, eh, sedang naik pohon jambu jatuh, patah tulang. Kenapa? Yaaa… banyak rahasia Allah. Karena di rumah sakit juga ada hamba Allah yang harus dapet rejeki, kan? Dibawa ke dokter, ada rejeki buat Dokter. Beli resep, ada rejeki buat Apoteker. Diopname, ada rejeki untuk perawat. Karena semua yang ada di rumah sakit juga semua ciptaan Allah. Allah Ngasih makan kepada mereka. Allah Ngasih bekal buat sekolah anaknya, Allah ngasih bekal buat beli pakaian. Yaaa, syariatnya kita sakit sekali-kali. Ya? Benar?

Makanya kalau bayar rumah sakit juga yang ridho, sebab nggak ridho juga tetap harus bayar. Karena rejeki itu ada waktunya pindah. “Wah, gara-gara kamu sakit, Bu, motor jadi dijual.” Bukaaan. Motor itu sudah waktunya pindah pemegangnya. Sekarang giliran tukang ojek yang beli, pindah ke sana. “Tapi saya rugi dulu beli 12 juta, sekarang dijual 10 juta.” Enggak, sekarang jatahnya 10 juta. Tapi udah dibayarin, ternyata dibayarin rumah sakit semuanya, Rp. 9.900.000, sisanya Rp.100.000, ya enggak papa. Uang itu sudah giliran rumah sakit. “Nanti saya mana?” Nanti ada lagi. Ada waktunya lagi.
Dulu aja lahir nggak pake motor, kan?! Lancar. Apa pada keluar dari rahim ibu pakai Honda bebek? Tidak… semuanya hanyalah milik Allah. Kita punya apa, sih? Rambut? Rambut bukan milik kita, jangan suruh manjangin. Stop! Lagi nggak punya duit, nih. Lagi nggak ada biaya buat dicukur. Stop! Tidak bisa… Tetep aja Allah yang memanjangkan rambut. Kenapa? Karena ada makhluk Allah tukang cukur di antaranya. Tukang cukur kan harus makan. Nyekolahin anak, bayar kontrakan. Iya, kan? Ridholah rambut dipanjangin. Mau rambut nggak pengen ubanan? Tidak bisa… sing ridho. Walaupun sudah minum sari areng. Tetap saja sudah waktunya diberi yang putih. Ridho. Enak ridho itu. Ya? Suka-suka Allah. Rizki milik Allah. Bukan hanya punya kita, tapi orang lain juga milik Allah.

“Si itu tuh Cina.” Emang orang Cina bikin dirinya sendiri? Enggak… mau Cina, mau Hitam, mau Negro, mau Afrika, mau Bule. Sama! Semuanya ciptaan…Allah. “Wah, orang bule ngaco.”  Loh, kan dia tidak pesen bule. Maka saya sejujurnya ya, waktu ada sweeping kepada orang Bule, apa salah dia jadi bule? Dia tidak pesen dirinya jadi bule, sebagaimana kita tidak pesen jadi sawo tua gini, ya?
“Ah, si itu mah anak orang Cina.” Kenapa Cina? Dia tidak pesen. Coba, kalau kita ditakdirkan jadi Marmut, kan repot nih, lagi terancam dibikin sate Marmut. Atau sodara misalnya ditakdirkan jadi Kambing. Ini rada nggak enak kalau mau Idul Adha. “Kenapa bos saya ngasih makan banyak, ya?” itu ciri-ciri Idul Adha, tuh. Tapi kan nggak pesen. Makanya, nggak usah ngomong apapun, tentang suku, nggak pesen. Juga jangan menghina bentuk badan apapun. Itu ciptaan Allah. Itu milik Allah. “Uh, si gendut.” Sttt.. itu Allah yang ngegedein. “Ini suami istri jadi angka 10.” Dosa, tuh.

Terima Perbedaan, Orang Cacat bukan Orang Gagal
Apalagi kalau nanti berangkat ke tanah suci, itu kan macem-macem tuh di Tanah Suci. Kalo di sini mah rasa semacem, ya. Wajah-wajah banyak persoalan. Di Tanah Suci kan dari Afrika, dari Eropa, dari Asia. Kumplit. Allah saja. Saya liat kalo dari Tiongkok, tuh. Kan pada sipit kalau jalan. Sepertinya tuh lugu, padahal pinter-pinter. Aneh buat kita. “Kok aneh ya orang Cina bisa baca Al Qur’an?” Kan kebayang oleh kita Jet Li, yah? Atau Jackie Chan. Justru dia yang aneh, “Loh, kok ini orang Indonesia pada ngaji?” Allah yang Ciptakan. Datang orang Afrika. Ya Allah, nikmat! Melihat ciptaan Allah. Gede-gede sekali. Waktu itu pernah sholat, di samping 2 meter 10 centi. Saya Cuma segini, ya Allah, ciptaanMu. Mungkin dia juga mikir, “Ya Allah, kok ada ciptaanmu yang ganjil gini?”
Lihat kemarin di video, tentang orang yang nggak punya tangan, tidak punya kaki, hanya di bawah pinggul hanya sedikit jari, hanya itu. Lalu beliau, saya lihat dari video yang dikirimkan dari BlackBerry, beliau sedang berdiri di meja, menjelaskan kepada pelajar. Lalu beliau merebahkan dirinya , berguling. Beliau berkata, “Kalau saya menyerah, saya akan seperti ini selamanya. Sekali gagal, dua kali gagal, sepuluh kali gagal, 100 kali gagal. Saya tidak boleh berhenti untuk mencoba saya bisa berdiri.” Akhirnya dia menemukan ada buku, lalu kepalanya ditekan ke buku, lalu akhirnya dia bisa bangkit dan berdiri. Allah menciptakan tidak ada kaki, tidak ada tangan, pasti bukan sia-sia. Di antaranya mengajari kita yang punya kaki dan tangan untuk tidak pernah menyerah.

Saudara jangan menganggap orang cacat itu orang yang gagal. Tidaaak. Mereka adalah makhluk-makhluk spesial yang diciptakan Allah. Tidak ada kegagalan, tidak ada kecacatan. “Tapi kasihan dong begitu.” Tapi pahalanya juga luar biasa. Sekali dihina orang, dia sabar, berguguran dosa-dosanya. Orang tua yang anaknya dititipi seperti itu juga orang tua pilihan. Kalau beliau ridho dan sabar, derajatnya naik dengan anak yang diberikan ujian kekhususan. Nggak ada yang  gagal, semuanya ciptaan? Allah. Semuanya milik? Allah. Cukup.

Bagaimana dong kalau sedang lihat tentara Israel, tentara yang membantai umat Islam? Mereka ciptaan siapa? Allah juga. Mereka juga nggak ngerti tubuhnya terbuat dari apa. Apakah kalau para tentara yang zhalim itu mengadakan rapat, Allah tahu, tidak? Tahu dari mana? Pertama, tidak ada yang tersembunyi dari Allah. Tak ada satu centimeterpun yang luput dari pengawasan Allah dan tidak satusatu makhluk pun yang lepas dari kekuasaan Allah. Mereka cuma jadi jalan, ladang amal bagi orang-orang yang beriman.

“Wah, kasihan itu di Palestina, di jalur Gaza, mereka diboikot, diblokade, dibenteng, orang yang beriman tidak takut. Pasti Allah mencukupkan, buktinya sampai saat ini masih ada aja yang hidup, iya? Bahkan tiap tahun ribuan penghapal Quran, mungkin karena makanannya sedikit, shaumnya jadi shaum Daud juga, iya? “Kita kan banyak makan nggak shaum” Susah sana, susah sini!, TV nggak ada yang bagus !, mana jadi ngapalin Quran, malemnya Qiamulail!. “ Boleh jadi di Jalur Gaza itu lebih bahagia hatinya dibanding kita yang banyak maksiatnya ini. Jadi sebenarnya kita yang lebih harus dikasihani. Nonton TV jadi dosa, di jalan jadi dosa. Ini wajah-wajahnya sejujurnya ya, ini wajah-wajah harus tobat, nih. (jamaah tertawa)

Semua Ciptaan Allah, Jangan Silau oleh Duniawi
Itu makhluk, harta, milik Allah. Adakah orang kaya di dunia ini yang sebenarnya? Hakekatnya tidak ada orang kaya. Makanya kalau saudara ketemu dengan orang kaya, mobil bagus, rumah bagus, biasa aja. Ooh, ini titipan Allah. Mudah-mudahan jadi Ahli Syukur. Naaah! Jangan sering dateng ke orang kaya, “Ini kok nggak dipake, nih?” pengen, tuh. “Itu handphone banyak betul.” Pengen. Jangan.. Jangan.. berharap dikasih. Nggak apa-apa handphone jelek, yang penting bunyi. Ya? Dan ada pulsanya. Itu yang penting.

Sekarang handphone bagus, tapi kita kadang minta-minta, ngarep dikasih. “Harga diri turun.! Handphone bagus, harga dirinya yang nggak bagus. Buat apa? Dulu aja tidak jaman handphone, tetep pada hidup manusia. Ya? Betul kan? Jadi kalo ada saudara kaya, temen kaya, jangan jadi tambatan hati. Jangan pengen ke sana terus. Tiap ada lapar, silaturahmi. Bukan mau silaturahmi, perbaikan gizi. “Jangan!. Allah lah satu-satunya yang akan mencukupi kita. Walaupun uang kita sedikit, tidak apa-apa. Kalau kita yakin kepada Allah pada waktu perlu, akan ada. Dari mana saja, dari mana saja. Allah ngasih rejeki, tidak harus tahu datangnya dari mana. Benar, kan? Nah, itu harta.

Sekarang, Lillahi maa fissamaawaati wa maa filard. Binatang. Binatang juga milik Allah. Makanya kalau lihat burung, “Ya Allah, milikMu.” Menukik. Manusia mah susah. Ada terjun payung segitu gayanya cuma turun aja. Itu juga susah, kecuali yang kurus. Nggak bisa seperti burung. Maha suci Allah. Lihat kuda, bagus ototnya. Ya Allah… ini tiap selnya Engkau yang Mengurus. Lihat Sapi, kan bagus sekali sapi itu, makan rumput keluar susu sapi. Kenapa pabrik susu kita tidak bisa begitu? Harusnya kan pabrik susu mengumpulkan rumput. Jadi susu. Kan begitu? Nggak bisa tuh. Itu susu sapi, makanannya hijau, darahnya merah, kotorannya juga macem-macem, eh, susunya putih. Pas dipotong si sapi, yang keluar darah merah. Allah yang mengatur. Padahal kalau kita yang punya pabrik bagus ya? Rumput yang dimakan sapi dimasukkan ke pabrik, keluarnya susu sapi? Nggak bisa tuh… Allah yang mendesain.

Makanya kalau dengar suara “Kok ko, ko, koook…” Suara apa itu? (jamaah: “Ayam”) Itu suara saya… He he he. Ayam ini bertasbih, membangunkan hambaNya. Lihat kucing “meoong”, anaknya digendong dengan menggigitnya. Dia sayaaang sama anaknya. Siapa yang ngajarin? Nggak pelit tuh kucing, dijaga. Subhanallah… Inget Allah. Dateng merak, eh ngebalikin kita, kombinasi warnanya sempurna. Ya Allah… milikMu, milikMu. Sempurna! Datang badak, lihat, siapa yang berani panco sama badak? Segini gedenya. Eeeh… makanannya rumput, kecil-kecil. Gimana, kita kok makan rumput nggak gede, ya? Malah disentri. Kambing jarang yang asam urat. Ya? Takjub! Kalau orang suka yakin semua ciptaan Allah, semua milik Allah, hidup ini jauuuh lebih enak. Nggak ada kita menjilat sama manusia. Nggak ada kita merunduk-runduk karena kita tahu mereka juga bikinan Allah, ciptaan Allah.

Ini kan deket Istana Negara ya? Biasanya kalau kita kurang hati-hati, “Saudara, diundang ke Istana Negara”. Grrr… Padahal, biasa aja. Ya? Seneng lihat… Oh gini Istana Negra awet ya? Yang bikinnya udah pada mati. Presiden rebutan ke sini pada meninggal. Oooh… ini rebutan barang diem. Ini sebulan sebelum undangan ganti baju. Biasa aja lah. Iya? Jangan takjub oleh duniawi. Harta, Tahta, Gelar, Jabatan. Biasa. “ Punya,” ya nggak apa-apa. “Nggak punya”, jangan minder.
Lalu liat orang lain, nggak perlu iri! Karena tiap orang udah ada jatahnya masing-masing. Ini udah ada jatahnya (menunjuk jamaah). Iya kan? Walaupun ibu anak sama, anak lima, beda-beda. Rejeki beda, wajah beda. Kalo adiknya punya jodoh, Kakak nggak usah minder. “Waah, ini kamu ngelangkahin, nih! Bikin saya tidak punya jodoh.” Ini kurang iman! Nggak boleh. Adik udah siap nikah, nikah! Lebih cepat lebih baik. Lanjutkan, ke kakaknya. Nggak papa. Nggak boleh ibu-ibu kalau si bungsu udah ada jodohnya, ditahan. “Jangan dulu nikah.” Nggak boleh! Itu menghina Allah. Allah yang menentukan jodohnya. Ayo duluan. Dan kakak nggak boleh meres adiknya. “Boleh kamu nikah dulu, tapi mana? Biasa uang pelangkah?”. Harusnya, “Dik, nikah!” “Kakak gimana dong! Kak belom ada jodohnya?” “Allah Maha Tahu segalanya ada waktunya. Tenang aja” “Gimana kalo Kakak keburu meninggal?” “Nggak apa-apa nanti di sorga Insya Allah ketemu” “Tapi kalo kakak nggak di sorga gimana?” “Kamu jangan kurang ajar…” (bergurau, tertawa).

Kekuatan Doa

Dah, Allah yang punya. Setuju? Enak, kan? Lebih enak, tidak? Enaaak… Tapi, ini amalan hati. Jangan sampe salah. Masuk ke supermarket, “Semua milik Allah. Ya Allah saya minta hanya kepadaMu.” Ambil aja… Maka nanti Allah menggerakkan satpam. Iya? Kalau amalan lahir, ada syariat. Tapi hati, harus yakin. Binatang, semua milik Allah.
Termasuk virus, bakteri, nyamuk Aides Aegypti. Sekarang demam berdarah sedang musim lagi, ya? Kalo takut, boleh 3M: menutup, menimbun, menguras. Tapi lebih penting dari itu adalah doa. Doa dengan musibah bertarung. Mana yang lebih kuat, itu yang menang. Takdirnya misalkan digigit nyamuk. Sebagai ibu, ibu menguras, ibu menutup, anak pakai lotion. Doa yang lebih kuat. Karena kalau Allah mau tangan pas digosok, ada yang kelewat sedikit, di sana nyamuk nanti menggigit. “Audzubillahiminasyaitonirrajim. Audzubika limatillahi tammati min syari maa kholaq. Ya Allah, hamba berlindung kepadaMu dengan kalimahMu yang sempurna dari kejahatan makhlukMu.” Baca Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas. Tiupkan, diusapkan. Allah Melihat! Bener nih makhluk, dia berlindung kepada penguasa semua nyamuk. Yang mengatur semua takdir. Itu yang lebih paten daripada semua merk-merk lotion nyamuk.

Saat dikejar anjing, “Wah kenapa nih saya dikejar anjing?” yaaa… variasi, lah, nggak setiap hari. Allah menciptakan anjing memang menakutkan. Doberman, Herder, taringnya gede-gede, menakutkan. Itu mutlak bikinan Allah. Anjing nggak ngerti, bagaimana membuat anaknya bertaring. Tidak ngerti! Itu mutlak, ciptaan…? Allah. Suaranya juga diatur oleh Allah supaya serem. Kan kurang bagus kalo anjing gede suaranya “Aww, aww”. Seperti singa, “Auuuum”, suaranya menggetarkan. Itu juga Allah yang buat. Kurang bijaksana juga ya kalau singa suaranya, “Meooong” atau ompong. Dibuat gagah. Buat apa? Supaya kita berlindung kepada penguasa, ciptaan.

“Kenapa saya sudah berdoa, sudah lari, berzikir, masih digigit anjing?” tenanglah, ada rahasia Allah dibalik gigitan anjing. Mungkin diopname, mungkin diopname itu akan dapet ilmu. Mungkin akan ketemu jodohnya. Dokter, baru lulus, melihat, “Ini pemuda ini, sabar sekali. Saya baru lihat saudara. Saudara bisa ngaji?” “Alhamdulillah.” “Kalo gitu nanti kalo saya nikah, bacakan Al Qur’an untuk saya, ya?” (Jamaah tertawa) Sodara mikirnya apa? Mikir jodohnya dokter ya? Sesuka saya aja yang bercerita.
Udahlah, pokoknya kalau sudah berlindung pada Allah nggak akan rugi. Jalanin aja. Semua milik Allah. Termasuk kalau mau naik angkot, mau naik taksi, ayo, bilang dulu kepada pemilik semua kejadian. “Ya Allah, Engkau Maha Tahu setiap makhlukMu. Engkau tahu para supir yang baik, supir yang kurang baik. Saya berlindung kepadaMu. Jadi kalau mau nyetop tuh, main hati, hati tuh bunyi. Ya Allah, ya Allah. belum waktunya, belum waktunya.

Begitu juga waktu naik taksi, “Audzubika limatillahi tammati min syarri maa kholaq”. Allah, Allah, Allah. Naik pesawat (Aa mengerakkan tangan bergelombang), “Ya Allah, Ya Allah, mau jatoh gitu, ya Allah? Jangan, saya belum nikah ya Allah, tolong ya Allah.” Apa urusannya? Terserah Allah mau nikah, mau belum. Iya? Kalau udah waktunya meninggal. “Tapi bagaimana A’ kalau saya meninggal di laut nanti saya dimakan hiu.” Kalau sudah rejeki Hiu. Makanya sebelum naik pesawat, sedekah yang banyak, doa yang bagus, “Wahai yang menggenggam setiap takdir. Saya ini milikmu. Rasulullah menganjurkan sedekah, saya sedekah. Rasul menganjurkan doa, saya doa. Karena saya yakin Engkaulah satu-satunya pelindung.” Pasti didengar oleh Allah. Pasti didengar. Insya Allah takdir bisa dirubah ke takdir lain. Syariatnya dengan doa. Syariatnya dengan sedekah.

Seneng lah kalau sama Allah terus-terusan, mah. Anak rewel, nggak usah dicubit. Siapa yang menciptakan anak? Kita bisa bikin anak? Anak ciptaan siapa? Yang mengurus anak tiap saat siapa? Kita bisa ngurus anak? Enggak. Mandiin juga jarang bersih. Nyebokin pake cubit. Iya? Mandiin pake digetok pake gayung. Kurang ikhlas. Anak milik? Siapa yang cukupin rizki anak? Siapa yang lebih sayang kepada anak kita? Kita atau penciptanya? anak Itu amanah.

Jadi kalau anak nangis, anak sakit, kuat kita wiridnya. “Ya Allah, hanya Engkau penggenggam lahir dan batin anak ini, Engkau penguasa” mudah-mudahan jadi penggugur dosa. Hanya Engkau yang bisa menenangkan. Allahu la ilaha illa Huwal-Hayyul-Qayyum. Mendingan zikir, daripada nyubit. Ya? Tambah sakit. Mending zikir. Allah Melihat tidak ibu-ibu yang zikir? Dan kalau lagi mangku anak tuh jangan lagu yang macem-macem. “Nina bobo…” melek aja anak, tuh. “Kenapa kamu nggak tidur-tidur?” “Katanya saya Asep? Kenapa menjelang tidur jadi Nina?” (jamaah tertawa). Mendingan shalawat, Asmaul Husna. “Ya Rahman, Ya Rahim…” Enak, karena dibikin oleh Allah tuh, Diurus oleh Allah, kita nyebut nama Allah. Suka Allah. Ya? Betul, kan?

Kalau mau membangunkan anak, “Heh, bangun! Bangun. Bapak ingin kamu jadi anak sholeh.” Bukan begitu… lapor kepada pemiliknya. “Tiada Tuhan selain Engkau ya Allah yang mampu menciptakan anak ini.” Lihaat, anak uh “Hmmm, ini milikmu. Engkau amanahkan kepada hamba. Ya Allah. Jadikanlah ini anak yang sholeh.” Belai rambutnya… “Nak, bangun yuk, sholat subuh.” “Males, Pak” “Yah, bapak belum tentu panjang umur. Mumpung ada waktu, kita doa sama-sama.” Gituuu, mending lapor ke Allah, mudah bagi Allah. Subhanallah…

Syariat Harus Sempurna
Enak tidak, nih? Dunia zikir tuh dunia enak. Apapun? Ke Allah. Mau apa saja minta? Sama Allah dulu, jangan minta sama orang dulu. Mau minta? Yang punya segala-galanya siapa? Allah. Minta uang? Siapa yang punya rejeki? Pengen sehat? Siapa yang punya sehat? Pengen tenang? Siapa yang membagikan tenang? Pengen kerjaan? Siapa yang ngatur? Allah! Pengasa langit dan bumi. Nggak ada lagi. Yang tiap saat mengurus diri kita dnegan sempurna. semuanya milik Allah.

Itu peringkat pertama sabar. Jadi kalau motor harus dijual, uang harus bayar. Udah nggak papa karena itu juga milik Allah. Seperti kalau kita belanja, harusnya sepuluh ribu, tapi jadi dua belas ribu. Nggak papa. Dia juga kan milik Allah , orang itu. Ya siapa tahu mau menyekolahkan anaknya, mau bayar untuk nyicil hutangnya, atau mau nabung untuk umroh, udah nggak apa-apa. Lepas hati ini.
Kita mau beli motor 12 juta pas dijual tinggal 9 juta. Nggak apa-apa. “Wah, rugi tiga juta.” Enggaaak, kalau udah harganya segitu ya nggak papa. Lepas dunia ini, lepas dari hati. Kalo udah waktunya keluar, keluar. Jangan nyimpen dunia di sini (meunjuk ke hati). Ibu punya kerudung bagus sekali. Kata pembantu, “Kerudung ibu sekarang ada tandanya” ternyata ada tanda setrikanya, bolong. Pembantu minta maaf.  Ya maafkan… Tinggal pakai taplak meja saja. Nggak ada yang tahu ini kan ibu kerudungnya dari taplak meja atau enggak (jamaah tertawa).

Jalan ke sini juga ngongkos. Nggak papa, rejeki kereta api, bis kota. Pas mau sedekah, pengen ngambil seribu nggak tahunya yang ketarik 10 ribu. Nggak enak pengen masukin lagi. “Tapi gimana? Di dompet berarti tinggal seribu-seribunya.” Nggak papa. Jalan sambil wirid. Jarak jauh dekat kalau dipakai wirid juga jadi dekat dengan Allah. Jangan berat sama dunia. Ya? Cincin, gelang, jam. Kalau udah waktunya nggak ada, lepas aja. “Sekarang saya nggak punya sama sekali.” Nanti juga ada, kok. Kerja aja yang bagus, ibadah yang bagus, ikhtiar yang bagus. Jujur, lempeng. Ada kok. “Tapi saya gajinya kecil.” “Nggak papa. Nanti juga kalau udah watunya Allah mau ngasih, ada aja jalannya. Nggak haus lewat gaji semua, kok. Ada aja rejekinya.

Kita aja nggak tahu siang ini mau makan di mana. Kalau saya tahu, karena barusan sudah saya makan. Ya? Kita nggak tahu rejeki besok di mana. Yang ada juga belum tentu rejeki kita. Apalagi kalau sodara jadi mubaligh. Pernah nih Pak, pas mau ceramah lagi makan selai, “Hadirin sekalian, tibalah saatnya ceramah bapak Abdullah Gymnastiar.” Nggak enak mau dimakan sambil ngunyah. Selesai ceramah, salaman, pulang. Dimakan panitia, ternyata. Itu padahal tinggal berapa centi dari mulut. Kalau udah bukan rejeki, begitu. Waktu itu ceramah ada di sebuah tempat, ada anggur, salak, apel. Disuguhin tuh di mimbar. Tapi saya yakin, ini bukan rejeki saya, nih. Cobaan. Karena mustahil sambil ceramah, sambil makan. Iya kan? Selesai, diambil panitia lagi. Padahal itu di anggaran, untuk menjamu penceramah, ya? Tapi ridho habis oleh panitia. Ya? (Jamaah tertawa)

Begitulah dunia, ya? Jadi jangan masuk ke hati. Makanan, uang, harta. Aaah… Allah! Sepanjang semua di jalan Allah. Enteng-enteng aja. Setuju? Ingat loh, ya, ini amalan hati. Amalan akal ada lagi. Amalan tubuh ada lagi. Rasulullah yakin semuanya milik Allah. Rasulullah berdakwah siang dan malam. Rasulullah hijrah ratusan kilometer. Rasulullah musyawarah dengan sahabatnya, merancang keuangan. Rasulullah menggali parit untuk perang. Rasulullah menggunakan baju besi dua lapis. Menggunakan helm, mengatur strategi. Padahal yakin semuanya milik Allah.
Artinya apa? Syariat harus sempurna. Siti Hajar, yakin akan jaminan Allah. Lari Shafa-Marwa, Shafa-Marwa, tujuh kali! Padahal yakin kepada Allah. Dan zam-zam, keluarnya tidak di Shafa, tidak di Marwah. Tapi di tempat lain. Sesuka Allah saja Ngasih jalan. Makanya, hati yakin. Cirinya orang yang yakin adalah menyempurnakan ikhtiar.

Apa yang Ditentukan Allah, Nggak Akan Salah
Kalo saudara dengan kajian ini hati yakin tapi jadi males, saudara berdusta. Orang yang yakin itu cirinya adalah istiqamah dalam ikhtiar. “Bangun, bangun!” “Apa, bu?” “Sholat Subuh” “Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”

“Kamu kenapa nggak kerja?” “Lihat, Bu, gajah. Tidak sekolah juga gede-gede” (jamaah tertawa). Ini anak error ini. “Kamu kan besok ulangan.” “Allah Maha Tahu setiap soal yang akan keluar.” Ini ngomongnya bener tapi tempatnya salah.

“Kapan kamu menikah?” “Kalau Allah Memberi jodoh kepada saya, pasti ketemu.” Salah begini. Yakin tuh bukan buat diobrolkan. Yakin itu untuk bekal di hati, mendampingi kesempurnaan ikhtiar. Bukan setengah-setengah, bukan harus seimbang: setengah ikhtiar, setengah tawakal. Bukan. 100% ikhlas niatnya, 100% sungguh-sungguh ibadahnya. Semaksimal mungkin sempurna ihtiarnya dan sekuat tenaga sempurna tawakalnya. Insya Allah, ketemulah dengan takdir terbaik kita. Tidak meleset, tidak tertukar.

Apa yang ditentukan Allah untuk kita, nggak akan salah. Jadi jangan takut, ya? Kepada yang mencari jodoh, misalkan ada satu ikhwan direbutkan oleh lima akhwat. “Waah, jangan gitu dong, A’”. baiklah, lima orang akhwat memperebutkan satu ikhwan. (jamaah tertawa). Tenang saja, istikharah saja. “Ya Allah, kalau ini memang ketetapanMu yang terbaik jodoh untuk saya, Engkaulah yang akan Mengatur semuanya.” Daripada bersaing dengan kata-kata rayuan gombal, lebih baik bersaing mendekat ke Allah, Pencipta setiap jodoh, Penentu setiap takdir. Alhamdulillah. 

  oleh KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

SIKAP TENANG DALAM MENGHADAPI SEGALA MUSIBAH DAN COBAAN

SIKAP TENANG DALAM MENGHADAPI SEGALA MUSIBAH DAN COBAAN


        Assalamualaikum wr.wb
     Alhamdulillah kali ini saya akan menjelaskan artikel tentang Sikap Tenang Dalam Menghadapi Segala Musibah dan Cobaan.
       Artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman sahabat saya yang saya perhatikan dalam menyikapi segala cobaan atau ujian selalu dengan tenang. Menurutnya “tenang itu bagus, terlalu tenang jangan”.

      
Sebelum saya menjelaskan artikel tentang sikap tenang dalam menghadapi segala musibah dan cobaan terlebih dahulu saya ucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah swt. yang telah memberikan kesempatan saya untuk menyelesaikan artikel ini. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih banyak kepada sahabat saya yang telah menginspirasi saya untuk membuat artikel ini.
         Tenang disini menunjukan pribadi yang kuat dan mantap. Tenang merupakan tanda bagi manusia yang sadar dan beradab. Kebalikannya adalah manusia yang gampang marah karena sebab yang remeh dan mudah terpancing karena hal yang sepele menunjukkan manusia yang lemah kepribadian, akal dan kehendaknya.
      Dengan sikap ini, Allah swt.  akan semakin melipatgandakan balasan kebaikan baginya, karena Allah swt memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya.
       Meskipun Allah swt. dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah swt. dalam menghadapi musibah tersebut. Di samping akan semakin menguatkan ketabahannya, juga akan membuatnya selalu bersikap husnuzh zhann (berbaik sangka) kepada Allah swt dalam semua musibah dan cobaan yang menimpanya.
      Di samping sebab-sebab di atas, ada lagi faktor lain yang bisa meringankan semua kesusahan yang dialami seorang Mukmin di dunia ini, yaitu merenungi dan menghayati hikmah-hikmah agung yang Allah swt. jadikan dalam setiap ketentuan yang terjadi pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Dengan merenungi hikmah-hikmah tersebut, seorang Mukmin akan semakin yakin bahwa semua cobaan yang menimpanya pada hakikatnya adalah kebaikan bagi dirinya, untuk menyempurnakan keimanannya dan semakin mendekatkan diri-Nya kepada Allah swt.
        Mengapa kita sebagai orang Mukmin harus mendapatkan musibah dan cobaan ?
       Allah swt. menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran dan penyakit hati yang ada pada hamba-Nya.
     Allah swt. menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang Mukmin kepada-Nya, karena Allah swt mencintai hamba- Nya yang selalu taat beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang.
    Allah swt. menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allah swt. sediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa di surga kelak. Inilah keistimewaan surga yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan dunia Allah swt. menjadikan surga-Nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terus-menerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya keistimewaan surga tersebut, dan dikhawatirkan hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti.
      Beberapa kiat yang bisa kita lakukan untuk bersikap tenang dalam menghadapi segala musibah dan cobaan.
Pertama, memiliki ilmu yang benar.
Kedua, kita harus yakin kepada Allah swt.
Ketiga, kuasai diri dengan sebaik-baiknya.
Keempat, sempurnakan ikhtiar untuk mendapatkan pertolongan-Nya.

“Di balik cobaan pasti ada hikmah-Nya”
       Wassalamulalaikum wr.wb

Tips Menjadi Ayah Yang Baik

Tips Menjadi Ayah Yang Baik

Peranan ayah sangat penting dalam pertumbuhan seorang anak. Ikatan emosional antara ayah dan anak ditentukan salah satunya oleh interaksi antara ayah dan anak itu sendiri. Interaksi yang baik antara anak dan ayah ini memengaruhi kecerdasan emosial seorang anak yang membuatnya tumbuh menjadi sosok dewasa yang berhasil. Nah, untuk anda yang sekarang menjadi ayah berikut ini adalah sebuah tips untuk menjadi ayah yang baik yang bisa anda terapkan agar anak kelak menjadi anak yang berguna dan memiliki kepribadian yang baik.
1. Hormati ibu dari anak-anak
Salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan oleh seorang ayah untuk anak-anaknya yaitu menghargai ibu mereka.  Ayah dan ibu yang saling menghargai satu sama lain, dan memperlihatkan hal tersebut kepada anak-anaknya, akan secara otomatis membentuk lingkungan yang aman dan nyaman bagi mereka.  Saat anak-anak melihat orang tuanya saling menghargai satu sama lain, mereka akan merasa lebih diterima dan juga dihargai.
2. Luangkan waktu untuk bersama dengan anak-anak
Bagaimana seorang ayah meluangkan waktu menunjukkan seberapa penting mereka baginya.  Jika anda kelihatan selalu sibuk untuk bersama mereka,... mereka akan merasa diabaikan apapun juga alasan yang anda sampaikan. Mencintai dan meluangkan waktu bersama mereka kadang kala berarti mengorbankan hal lain, tetapi hal tersebut akan sangat berarti.  Anak-anak tumbuh dengan sangat cepat dan kesempatan yang terlewatkan akan hilang selamanya.
3. Dengarkan apa yang ingin mereka sampaikan
Seringkali ditemukan seorang ayah berbicara pada anaknya hanya ketika mereka melakukan suatu kesalahan. Oleh karena itu banyak anak-anak yang ngeri ketika ibunya berkata, "Ayahmu ingin berbicara..."  Mulailah berbicara dan ngobrol dengan anakmu sejak mereka masih sangat kecil agar subjek/topik yang sulitpun akan dapat dibicarakan saat mereka tumbuh dewasa. Luangkan waktu dan dengarkan ide-ide juga permasalahan mereka.
4. Disiplinkan Dengan Rasa Cinta dan Kasih Sayang
Seluruh anak membutuhkan arahan, nasehat dan disiplin, bukan hukuman.  Hukuman tetap diperlukan dalam mendisiplinkan mereka, tetapi tetapkanlah batasan yang tepat. Ingatkan kepada mereka akibat dari perbuatannya dan berikan hadiah atau pujian jika mereka berkelakuan dengan baik dan benar. Seorang ayah yang mendisiplinkan anaknya secara tenang namun tegas memperlihatkan perhatian dan rasa kasih sayang bagi anak-anak.
5. Jadilah Panutan (Role Model)
Disadari atau tidak, setiap ayah menjadi panutan bagi anaknya. Seorang anak perempuan yang sering menghabiskan waktu bersama ayah yang menyayanginya akan tumbuh dan mengetahui bahwa dirinya berhak untuk diperlakukan dengan hormat dan baik oleh lelaki, dan figur serta nilai apa yang dicari pada suaminya nanti. Ayah dapat mengajarkan anak laki-lakinya mengenai hal-hal yang penting dalam kehidupan dengan cara mempraktekkan dan memperlihatkannya kepada mereka, seperti kejujuran, kemanusiaan juga tanggung jawab.  Seluruh dunia adalah sebuah panggung... dan ayah memainkan salah satu peran yang vital.
6. Jadilah Seorang Guru
Banyak para ayah yang berpikiran bahwa mengajar adalah sesuatu yang dilakukan oleh orang lain.  Tetapi, para ayah yang mengajarkan kepada anaknya mengenai benar dan salah akan mendorong mereka untuk melakukan yang terbaik dan akan melihat anaknya membuat pilihan yang baik.  Gunakanlah contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu anak-anak mempelajari hal-hal dan nilai-nilai dasar dalam kehidupan.
7. Makan Bersama Keluarga
Makan bersama sekeluarga (sarapan, makan siang atau makan malam) dapat menjadi bagian yang penting dalam kehidupan berkeluarga yang sehat. Pada saat ini adalah kesempatan bagi anak untuk membicarakan tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang ingin dilakukan. Ini juga adalah kesempatan yang baik bagi ayah untuk mendengarkan dan memberikan saran atau nasihat. Yang paling penting, makan bersama ini adalah waktu bagi keluarga untuk berkumpul bersama setiap harinya.
8. Bacakan Cerita Untuk Mereka
Pada dunia dimana TV biasanya mendominasi kehidupan anak-anak, adalah hal yang penting bagi ayah agar berupaya untuk membacakan cerita kepada anaknya. Cara terbaik bagi anak untuk belajar adalah dengan melakukan dan membaca, serta dengan melihat dan mendengar. Mulailah membacakan cerita kepada anak pada saat mereka masih kecil.  Pada saat mereka mulai besar, anjurkan mereka untuk membaca sendiri.  Menumbuhkan rasa suka membaca pada anak adalah salah satu cara terbaik untuk mengarahkan mereka untuk memiliki kehidupan dan perkembangan karir yang baik.
9. Perlihatkan Rasa Kasih Sayang
Anak-anak membutuhkan rasa aman dan nyaman yang mereka peroleh dan rasakan saat mereka merasa diinginkan, diterima dan disayangi oleh keluarganya.  Orang tua, terutama ayah, sebaiknya merasa nyaman dan berkeinginan untuk memeluk mereka.  Memperlihatkan rasa kasih sayang setiap hari adalah cara terbaik untuk menunjukkan kepada mereka bahwa anda menyayanginya.
10. Sadari Bahwa Tugas Seorang Ayah Tidak Pernah Berakhir
Meskipun mereka sudah tumbuh dewasa dan siap untuk meninggalkan rumah, mereka akan tetap kembali kepada ayahnya untuk mencari kearifan/kebijaksanaan dan saran.  Apakah itu berkaitan dengan kuliahnya, kantor / kerja yang baru ataupun pernikahan, seorang ayah akan terus memainkan peran yang penting dalam kehidupan mereka pada saat mereka tumbuh dan mungkin terus sampai saat mereka akan menikah dan membangun keluarganya sendiri

Senin, 20 April 2015

penyakit hati

Penyakit Hati: “Sombong, Iri dan Dengki serta Cara Mengobatinya”

Penyakit Hati: “Sombong, Iri dan Dengki serta Cara Mengobatinya”
Kesehatan memiliki arti penting bagi setiap manusia. Tetapi, tidak semua orang bisa menjaga diri untuk tetap dalam keadaan sehat. Baik dalam pengertian (sehat) jasmani maupun  ruhani.
Di antara penyakit ruhani yang paling berbahaya, menurut para ulama, adalah “penyakit hati”. Sebab, ketika hati seseorang dalam keadaan sakit, maka keadaan itu akan menciptakan kondisi yang sama pada pribadi setiap orang.
Hati (bahasa Arab: “Qalb“) adalah bagian yang sangat penting dari diri manusia. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh amal (perbuatan) kita.
Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ.
“….ketahuilah bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Al-Bukhari dari an-Nu’man bin Basyir, I/20, Shahîh al-Bukhâriy, hadits no. 52)
Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit, sulit menerima kebenaran dan akan mati dalam keadaan kafir.
Simaklah firman Allah berikutini:
وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ وَمَاتُواْ وَهُمْ كَافِرُونَ
“Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [QS At-Taubah/9: 125]
Oleh karena itu penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi.
Kita perlu mengenal beberapa penyakit hati yang berbahaya serta bagaimana cara menyembuhkannya.
1.                  Sombong
Sering – seseorang — karena jabatan, kekayaan, atau pun kepintarannya,  akhirnya menjadi seseorang yang bersikap sombong dan menganggap rendah orang lain. Bahkan Fir’aun yang bersikap takabbur(sombong) sampai-sampai menganggap rendah Allah dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Kenyataannya Fir’aun adalah manusia yang akhirnya bisa mati karena kesombongannya. Dia – atas kehendak Allah — tenggelam di laut.
Allah melarang diri kita untuk menjadi manusia yang bersikap sombong, sebagaimana firmanNya:
وَلاَ تَمْشِ فِي الأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ الأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولا
“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [QS Al-Isrâ’/17: 37]

وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [QS Luqmân/31: 18]
Allah menyediakan neraka jahannam bagi orang yang sombong, sebagaimana firmanNya:
ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
“Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong .” [QS Al-Mu’min/40: 76]
Kita tidak boleh bersikap sombong, karena pada saat kita lahir kita tidak memiliki kekuasaan apapun, tidak memiliki kekayaan apapun. Bahkan pakaian dan kecerdasan pun kita tidak punya. Namun karena kasih-sayang orang tua – yang telah mendidik diri kita —  pada akhirnya kita menjadi dewasa, dan banyak memiliki sesuatu.

Begitu pula pada saat kita mati, segala jabatan dan kekayaan kita lepas dari kita. Kita dikubur dalam lubang yang sempit dengan pakaian seadanya yang pada saatnya nanti akan lapuk dimakan zaman.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihyâ’ “Ulûmuddîn menyatakan bahwa manusia janganlah bersikap sombong, karena sesungguhnya manusia diciptakan dari air mani yang hina dan dari tempat yang sama dengan tempat keluarnya kotoran.
Bukankah Allah mengatakan pada kita bahwa kita diciptakan dari air mani yang hina, sebagaimana firmanNya:
أَلَمْ نَخْلُقكُّم مِّن مَّاء مَّهِينٍ
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” [QS Al-Mursalat 77/20] 
Saat hidup pun kita membawa beberapa kilogram kotoran di badan kita. Jadi bagaimana mungkin kita masih bersikap sombong? 
2.   ‘Ujub (Kagum Terhadap Diri Sendiri) 
Sikap ‘ujub ini mirip dengan sombong. Kita – dalam keadaaan ‘ujub – akan selalu merasa bangga atau kagum terhadap diri kita sendiri. Padahal seharusnya kita tahu bahwa semua nikmat yang kita dapat itu berasal dari Allah. 
Jika kita mendapat keberhasilan atau pujian dari orang, janganlahbersikap ‘ujub. Sebaliknya ucapkan “alhamdulillâh”, karena segala puji itu hanyalah untuk Allah semata. 
3.   Iri dan Dengki 
Allah melarang kita untuk bersikap iri pada yang lain, karena kenikmatan yang mereka peroleh itu sudah sesuai dengan usaha mereka, dan juga sudah menjadi ketentuan Allah, sebagaimana firmanNya:
وَلاَ تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواْ وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُواْ اللَّهَ مِن فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS An-Nisa’/4: 32]
Iri hanya diperbolehkan dalam 2(dua)  hal. Yaitu dalam hal bersedekah dan ilmu, sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w.:
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ فَهْوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا.
“Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya.” (HR Al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud, Shahîh al-Bukhâriy, I/28, hadits no. 73) 
Jika kita mengagumi milik orang lain, agar terhindar dari sikap iri, hendaknya kita bersipa untuk mendoakan agar yang bersangkutan dilimpahi berkah.Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w.:
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ بِالْبَرَكَةِ ، فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barakah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar. (HR Abu Ya’la dari ‘Amir bin Rabi’ah, Musnad Abî Ya’lâ, VI/365, hadits no. 7195) 
Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang yang dia dengki, baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh karena itu Allah menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang dengki, sebagaimana firmanNya:
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [QS Al-Falaq/113: 5] 
Kedengkian bisa menghancurkan pahala-pahala kita, sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w.:

إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Waspadalah terhadap hasad (iri dan dengki), sesungguhnya hasad mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan (membakar) kayubakar. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah, Sunan Abî Dâwud, IV/427, hadits no.4905)